Kamis, 16 Juni 2011

Situs Sejarah Ende part III (Tongkat-Lukisan)

Sampai di Situs Sejarah Ende part III.
Di sini, kita akan membahasa peninggalan sejarah Bung Karno yang lain selain rumah pengasingan itu.
Ingat kan di Situs Sejarah Ende part II,ada cerita tentang tongkat berkepala kera milik Bung Karno? Nah kita akan membahsanya sekarang..
Usut punya usut nih,tongkat itu selalu digunakan Bung Karno untuk membalas anggukan hormat orang Belanda padanya. Bung Karno membalas hormat orang Belanda bukan dengan anggukan juga melainkan hanya dengan mengarahkan tongkat berkepala kera itu ke arah mereka.
Apa artinya ya?
Nah,Bung Karno mengisyaratkan satu pendirian bahwa sifat-sifat penjajah hanya bisa dihargai oleh binatang tidak oleh manusia. Wew?! Sungguh gagah dan beraninya Bung Karno. Beliau memang mempunyai rasa nasionalisme tinggi dan sangat anti dengan penjajahan. Ini satu hal yang menjadi pelajaran bagi kkita yang harus tetap menjaga rasa nasionalisme.

Selain tongkat,ada peninggalan Bung Karno yang lagi-lagi sangat menjunjung tinggi nasionalisme.
Selama pengasingan,Bung Karno mencoba mengungkapkan isi hatinya ke dalam sebuah lukisan. Ya, beliau memang pandai melukis. Dalam catatan hidupnya, beliau adalah siswa HBS Surabaya yang cukup menonjol dalam pelajaran melukis(meskipun tak pernah lebih tinggi dibanding siswa Belanda).


Di dalam lukisan tersebut terdapat sebuah pura yang di depannya duduk empat orang yang sedang berdoa. Empat orang tersebut adalah pemeluk agama Islam,Kristen,Hindu,juga Budha. Di atas pura tersebut ada sebuah helm yang posisinya miring.
Hm,artin lukisannya apa ya?
Kenapa Bung Karno memilih Pura? Ya, ini sebagai bentuk penghargaan beliau kepada ibunya yang berasal dari Bali.
Kenapa ada helm miring di atasnya? Ya, itu memberi simbol bahwa masa penjajahan Belanda akan runtuh.
Lalu apa ya maksud dari empat orang yang sedang berdoa? Ya, itu memberi simbol bahwa Indonesia adalah negara yang menghargai multi agama.
Secara keseluruhan, lukisan itu mempunyai arti bahwa masa penjajahan Belanda akan segera jatuh dengan bersatunya seluruh warga negara Indonesia walaupun mereka memiliki ras dan agama yang berbeda, karena rasa nasionalisme mereka sama, mecintai tanah air Indonesia.
Subhanallah...sungguh besar pemikiran Bung Karno akan keberlangsungan negara ini.
Ini bisa jadi pesan nih buat kita generasi muda bahwa kita tidak boleh membedakan orang berdasarkan ras atau agamanya karena yang terpenting adalah rasa nasionalisme, cinta tanah air kita tidak pernah oleh waktu demi harga diri bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar